INSTAGRAM

Sunday, February 18, 2018

Berenang di Taman Sahati, Payakumbuh

Wah.. hari ini tanggal merah,  sudah lama rencana mau ke rumah Ante Mel. Tapi belum pergi2 juga.  Ada yang katena anak2 ada acara,  atau papanya yang ada acara. 
Tapi kali ini waktu yang pas nih. Namun anak2 pada tidur di rumah temannya,  karena tahu besok akan libur,  jadinya tunggu mereka dulu dech.  Dan akhirnya Rafqi sudah pulang pagi duluan, nunggu sulthan saja lagi.
Nah..pas dia datang sambil request mau ke Payakumbuh,  ya sudah kita piket bersihkan halaman, cabut rumput dulu.  Dan setelah itu siap2 ke payakumbuh.
Kalau ke Payakumbuh kita biasanya tidur d rumah nte mel dan besoknya pargi berenang,.
Namun nanti rencananya mau berenang juga, tapi nggak nginap di rmh tante mel,  karena besok harus masuk sekolah lagi.
Akhirnya kita berangkat jam 11 siang,  dan shalat Jumatnya di Mesjid dekat rumah Ante Mel. 
Setelah dijemput dan diarahkan Om Adi dimana rumah barunya ante Mel,  kita akhirnya sampai di  Rumahnya yang minimalis dan manis.
Ok.. Setelah makan siang sama2 , anak2 menagih janji berenangnya,  walaupun cuaca sangat panas,  yah.. Nggak apalaah,  jam 3 kita berangkat.
Kali ini kita mau berenang di taman Sahati,  kolam renang yang lumayang baru dibanding Ngalau, jaraknya kira2 setengah jam dari Lampasi.
Tiket masuk Rp.  10.000,- per orang dan parkir Rp.  5.000,-
Kita berenang sekitar 2,5 jam dan balik ke rumah ante mel.  Selesai Shalat Isya kita balik pulang ke Bukittinggi.
Alhamdulillah sampai juga ke rmh ante mel dan bisa berenang lagi.
Ok.. Samapi juma lagi di perjalanan berikutnya.. Dach..

Taman Bunga Mini, Green House Lezatta

Siang itu kita rencananya mau pergi makan keluar,  tapi kemana ya?  Ah bagusnya kita makan nasi kapau saja.  Kuliner Minang yang sangat terkenal juga.
Jadi nasi kapau ini adalah nasi yang lauknya dimasak dengan rempah yang banyak serta kaya dengan santan,  sehingga rasanya gurih dan lezat. Asal masakan yang terkenal ini adalah dari nagari "Kapau" namanya.
Untuk tempat makan nasi kapau sendiri yang sudah terkenal itu yaitu di Los Lambuang,  yang letaknya diantara pasar atas dan pasar lereng,  di Bukittinggi.  Namun kali ini kita mau pergi ke daerah asalnya nasi kapau itu sendiri yaitu ke nagari Kapau.
Dengan perjalanan tidak sampai 30 menit dari Bukittinggi kita sampai ke Desa Kapau,  ada dua rumah yang menyediakan masakan kapau di simpang kapau itu,  dan kita masuk yang ke Nasi Kapau Ibu Yetti.
Uda pesan gulai ikan rayo dan telurnya,  Sulthan pesan ayam rendang dan saya sendiri pesan gulai usus tentu lengkap dengan ekstranya.
Hm... mengenai rasanya ni Linda kasih nilai 7.5 artinya masih belum seenak nasi kapau yang di Los lambuang.  Kalau di los lambuang ninda kasih nilai 8.5.
Jadi begitulah reviewnya, maaf juga kalau itu menurut selera ni Linda lho.

Ok selanjutnya kita rencan mau ke Tarusan di Kamang,  yang pemandangannya mirip dengan film teletubbies.  Ada hamparan rumput hijau  dengan tinggi rendahnya serta airnya yang kadang pasang, kadang surut atau kering dengan sendirinya.  Nah kata uni yang menjual nasi kapau tadi,  sekarang airnya lagi kering jadi kami nggak jadi kesana.  Dulu sih saya pernah kesana memberi pelatihan outdoor seperti outbond, karena tempatnya memungkinkan untuk menjalin kearaban,  motivasi, tim kerja dan filosofi permaian yang diberikan. Jadi nggak apa jugalah nggak jadi. 

Ok selanjutnya kita pergi ke Green house Lezatta aja.  Letaknya tak jauh dari sana,  artinya kita keluar dulu dari Kamang lalu belok kiri dan lurus ke arah Baso.  Nah setelah IPDN di sebelah kanan kita mulai perhatikan jalan yang di sebelah kirinya,  akan ada Plang GHL disana.

Nah sampai disana,  kita parkir di depan dulu,  dan langsung bayar Rp.  5000,- kemudian masuk lewat pintu samping,  karena pintu depan itu nantinya adalah tempat keluar. Tiket masuknya Rp.  10.000,-
Sesampai di dalam GHL itu kita akan melihat Taman yang penuh dengan bunga sungguhan dan buatan. Layaknya taman maka  ada kolam ikan,  kursi-kursi taman,  ayunan,  jalan yang ditata dengan indah,  gantungan topi warna warni,  lampion , rumah barbie,  dan rumah panggung serta rumah hobbit.
Disamping itu juga ada cafe serta penyewaan baju untuk berfoto versi Eropa di taman bunga. 
Menurut saya areal taman yang sangat kecil itu, kita baiknya datang pada saat sepi,  mungkin di hari kerja,  pagi hari atau sore hari. Kalau tidak kita tak kan dapat kesempatan mengambil foto diantara indahnya taman tersebut. 
Senang juga sih bisa ngambil foto dekat rumah hobbit,  karena waktu jalan2 di Farmhouse Bandung kemarin ada juga tapi kurang "statement" dan kebanyakan orang yang mau foto disana, ya akhirnya ngalah deh.  Lewat aja. 
Ok.. Setelah foto-foto ria di taman tadi kita masuk ke dalam rumah kaca yang penuh dengan tanaman di pot mini.
Next.. Kita lanjut ke rumah beratap terang juga, namun kali ini lebih banyak bangku taman dan sepeda cantik berwarna warni. 
Setelah itu kita berada di taman luar,  dan lanjut sepertinya ada lagi yang belum kita masuk,  yaitu rumah terbalik..dan whats.. ternyata harus bayar lagi Rp.  5000,- Kok bayar lagi dek?
Ya udah deh, disini juga ada jual benih buah dan bunga,  kalau kamu memang suka bercocok tanam mending dibeli aja.  

Ok.. Memasuki areal ini,  wah nggak singkron tambahan bayarnya dengan areal yang sangat kecil sekali, ada 4 sisi,  dan memang ini harus sepi kalau mau berfoto disini,  biar afdol.. Ha.. Ha..

Ok dech lepas dari sana kita pulang, dan sampai jumpa di jalan2 berikutnya. Dach... 

Monday, January 15, 2018

Farmhouse dan Amazing Art World, Bandung

Kali ini kita nggak akan pergi jauh – jauh ke luar negeri seperti Roma,  Mesir dan Eropa lainnya.  Cuma pergi ke Sukasari,  Bandung dengan biaya Rp.  130.000,- untuk dewasa dan Rp 100.000,- untuk anak2 jika pergi selain hari weekend, karena weekend justru lebih mahal lagi. Namun dengan harga segitu lumayanlah bisa puas menikmati banyak zona yang jarang dibuat mural atau lukisan 3 dimensi di kawasan2 wisata lainnya.  Kita bisa berada dalam cerita dongeng,  film ataupun dunia bawah laut sampai luar angkasa.  Benar2 Amazing ...